Skip to main content Skip to search Skip to header Skip to footer

Diperlukan: doa anda bagi dunia

Dari Bentara Ilmupengetahuan Kristen - 18 Februari 2016

Aslinya diterbitkan di edisi 22 Juni 2011 majalah Christian Science Sentinel


“Betapa pentingnya doa kita bagi dunia!”

Itulah pemikiran yang datang kepada saya suatu sore kira-kira dua bulan yang lalu, ketika saya menghadiri pertemuan kesaksian hari Rabu di gereja saya. Bacaan sore itu dipersiapkan dengan cermat untuk menangani beberapa masalah yang dihadapi dunia saat itu, khususnya rangkaian protes dan revolusi yang melanda beberapa negara dan bahkan menjatuhkan pemerintahan-pemerintahan di dunia Arab.

Sebagai pelajar Ilmupengetahuan Kristen, saya menganggap diri saya beruntung mengetahui sistem penyembuhan ilahi yang ditemukan Mary Baker Eddy dan diberitakan melalui ajarannya, tulisan-tulisannya, Gerejanya, dan karya penyembuhannya. Salah satu pokok utama yang ditemukan Ny. Eddy adalah, bahwa sebab yang mendasari dunia di mana kita tinggal bukan bersifat fisik melainkan mental (lihat Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hlm. 114), dan bahwa dengan memahami Budi ilahi yang esa, Allah, pikiran kebendaan yang tidak selaras dapat diganti dengan ide-ide rohaniah yang selaras. Dengan konsep ini, kami melihat keadaan yang bermasalah musnah dan berubah menjadi keadaan yang diperintahi hukum ilahi dan mencerminkan damai, sukacita, dan kesehatan.

Bahkan pemahaman yang sedikit saja mengenai Ilmupengetahuan ini menempatkan kita dalam posisi yang unik untuk memberikan pengaruh positif pada kejadian-kejadian di dunia, karena dengan mengakui fakta-fakta yang rohaniah dan yang sebenarnya mengenai sesuatu keadaan, kita membantu memurnikan suasana mental dunia kita. Hal ini dapat membuat perbedaan yang besar. Bahkan meskipun suatu peristiwa terjadi bermil-mil jauhnya, hal itu sama sekali tidak menghalangi doa kita karena “…jarak tidak merupakan alangan bagi Budi,” Allah (Ilmupengetahuan dan Kesehatan, hlm. 179).

Beberapa tahun yang lalu saya mempunyai pengalaman yang saya rasa menunjukkan bahwa doa saya memberi sumbangan kepada penyelesaian yang selaras atas suatu kejadian yang menjadi pemberitaan. Saya mengikuti berita tentang kapal selam Rusia yang terperangkap di dasar laut. Dunia mengamati dengan cemas saat tim penolong didatangkan untuk menyelamatkan kapal itu serta para pelautnya, dan berharap tersedia udara yang cukup bagi mereka untuk melewati keadaan tersebut.

Ketika berdoa tentang masalah itu, pikiran saya secara wajar tertuju kepada petikan berikut ini dari Mazmur: “Jika aku terbang dengan sayap fajar, dan membuat kediaman di ujung laut, juga di sana tangan-Mu akan menuntun aku, dan tangan kanan-Mu memegang aku” (139:9, 10). Hal ini  mengingatkan saya, bahwa bahkan kedalaman laut pun tidak dapat berada di luar penjagaan Allah yang memelihara. Saya merenungkan bahwa setiap orang yang terlibat dapat dilihat sebagai ide rohaniah dalam Budi ilahi, dan saya merasa terhibur mengetahui bahwa ide bersifat permanen dan tidak dapat hilang. Saya juga melihat bahwa Budi yang sama akan membimbing dan memerintahi kegiatan penyelamatan, dan satu-satunya hasilnya hanyalah kebaikan. Setelah beberapa saat berpikir seperti itu, saya merasa percaya bahwa keadaan itu akan terselesaikan dengan baik.

Tidak lama kemudian, datang sukacita yang besar saat tim angkatan Laut Inggris berhasil melepaskan kapal selam tersebut dari dasar laut dan para pelaut Rusia itu selamat tidak kurang suatu apapun.

Saya rasa anda pun pernah memutuskan untuk berdoa dengan tekun bagi suatu keadaan di dunia, dan kemudian melihat bahwa keadaan itu membaik. Mungkin anda bertanya kepada diri sendiri, bagaimana doa anda berperan membantu. Tidak diragukan bahwa doa banyak orang telah berperan memperbaiki keadaan itu, tetapi kita masing-masing dapat bersyukur menjadi bagian dari upaya itu, dan ingin dapat kembali melakukan hal yang sama.

Jadi, bagaimanakah kita berdoa untuk apa yang terjadi di dunia? Saya menemukan, bahwa seringkali doa yang paling sederhana adalah yang paling efektif. Tetapi doa itu harus terfokus, oleh karena itu sangatlah membantu kalau kita melihat jelas kebenaran mutlak mengenai suatu keadaan tertentu. Ini sering mencakup fakta kunci seperti bahwa Allah, kebaikan, memerintah secara mutlak; fakta bahwa hanya ada satu Budi yang dinyatakan (dan memberkati) semua yang terlibat; bahwa tidak ada kekuasaan lain yang dapat mempengaruhi keadaan itu selain Allah dan bahwa kebaikan dan ciptaan Allah, termasuk manusia, tidak dapat hancur.

Suatu hal penting yang lain adalah berikut ini: Fakta bahwa kita berdoa sudah merupakan suatu kemenangan, karena budi yang kedagingan—perlawanan yang tidak bersifat perorangan terhadap kebaikan yang dinyatakan dalam Alkitab—akan menentang keinginan tersebut sejauh mungkin. Hal itu muncul sebagai berbagai macam alasan: Kita tidak punya waktu; doa kita tidak akan ada hasilnya, dan kalaupun ada, baik kita maupun orang lain tidak ada yang tahu. Jangan terkecoh! Setiap doa yang tulus untuk mengenali lebih banyak pengendalian Allah yang selaras atas ciptaanNya selalu membawa hasil, dan peluhuran rohaniah yang kita peroleh dari kegiatan yang tidak mementingkan diri sendiri ini sangat membawa berkat dari dan dalam dirinya sendiri.

Oleh karena itu luangkanlah waktu untuk berdoa bagi dunia. Anda memiliki semua sarana yang tepat, dan berkat yang dihasilkannya terlalu besar untuk diabaikan. Dunia memerlukan anda—memerlukan setiap orang di antara kita!

Misi Bentara

Pada tahun 1903, Mary Baker Eddy mendirikan Bentara Ilmupengetahuan Kristen. Tujuannya: “untuk memberitakan kegiatan serta ketersediaan universal dari Kebenaran.” Definisi “bentara” dalam sebuah kamus adalah “pendahulu—utusan yang dikirim terlebih dahulu untuk memberitakan hal yang akan segera mengikutinya,” memberikan makna khusus pada nama Bentara dan selain itu menunjuk kepada kewajiban kita, kewajiban setiap orang, untuk memastikan bahwa Bentara memenuhi tugasnya, suatu tugas yang tidak dapat dipisahkan dari Kristus dan yang pertama kali disampaikan oleh Yesus (Markus 16:15), “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Mary Sands Lee, Christian Science Sentinel, 7 Juli 1956

Belajar lebih lanjut tentang Bentara dan Misinya.